Dairi.WahanaNews.co, Sidikalang - Seorang kakek inisial HM (51) warga Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, ditangkap Sat Reskrim Polres Dairi karena berbuat cabul pada tetangganya yang berstatus seorang nenek inisial PEP (49), Sabtu (8/6/2024).
"Kami meringkus tersangka usai melakukan pencabulan terhadap korban yang merupakan tetangganya sendiri, " ujar Kasat Reskrim Polres Dairi AKP Meetson Sitepu, dalam keterangan pers disampaikan Kasi Humas Iptu Doni Saleh, Senin (10/6/2024).
Baca Juga:
Dua Kecamatan ‘Clear’ Rekapitulasi, Ketua KPU Kota Bekasi Klaim Pleno Terbuka Kondusif
Dipaparkan, kejadian bermula saat korban sedang berjalan pulang dari ladang miliknya, Kamis (6/6/2024), sekitar pukul 08.30 Wib.
Dalam perjalanan, di jalan setapak, korban melihat tersangka sedang menyadap pohon aren. Setahu bagaimana, tersangka kemudian mendatangi korban.
Tersangka menanyakan alasan korban cepat pulang. Korban menjawab, karena sudah selesai menyemprot di ladangnya.
Baca Juga:
Mulai Minggu Ini, Deretan Film Blockbuster Big Movies Platinum GTV Siap Temani Akhir Tahunmu!
Setahu bagaimana, tersangka tiba-tiba meremas bagian dada korban. Korban pun sempat memukul tangan tersangka untuk dilepaskan.
"Akan tetapi, tersangka kembali meremas bagian dada, hingga membuat korban menangis dan menjerit," jelas Meetson.
Karena korban menjerit, tersangka langsung kabur melarikan diri. Korban kemudian pulang ke rumahnya.
Korban pun melakukan visum ke RSUD Sidikalang terhadap bagian tubuh yang di remas oleh tersangka. Hasil visum menunjukkan bekas cengkraman tangan tersangka, beserta luka akibat cakar dari tangan tersangka.
Selanjutnya, sekira pukul 14.34 Wib, korban melaporkan kejadian tersebut ke Polres Dairi.
Setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan, dikuatkan hasil visum, petugas kemudian menangkap tersangka di kediamannya, Sabtu (8/6/2024) sekira pukul 23.30 Wib.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, disebut tersangka alasan meremas dada korban karena spontan.
Atas perbuatannya, tersangka dikenakan Pasal 289 ayat (1) dari KUHPidana dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara.
[Redaktur: Andri Festana]