WahanaNews-Dairi | Seratusan warga yang berunjukrasa terkait Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) bermalam di areal parkir kantor Bupati Dairi, di jalan Sisingamangaraja Sidikalang, Selasa (21/12/2021).
Aksi itu mereka lakukan, karena mulai pagi sejak mereka berunjukrasa, Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, tak kunjung muncul untuk menerima aspirasi mereka.
Baca Juga:
Jejak Ekab Bupati Dairi 2019-2024 (Bag 5): Layanan RSUD Sidikalang Membaik
Hal itu dikatakan koordinator aksi, Robinson Simbolon, dihubungi lewat telepon. "Ya. Kami masih di sini. Bermalam di sini sampai bupati mau menerima kami," katanya.
Dikatakan, sesuai informasi yang mereka terima, Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu berada di Sidikalang. Tidak di luar kota.
"Pak bupati di Sidikalang. Kabarnya sekarang sedang mengikuti sidang di gedung dewan. Kami akan tetap tunggu," kata Simbolon.
Baca Juga:
Warga Sebut Eddy Keleng Ate Berutu Berhasil, Layak Pimpin Dairi Dua Periode
Dijelaskan, mereka hanya ingin bertemu langsung dengan Bupati Dairi. Tidak ingin perwakilan. Mereka menuntut agar membuka surat suara batal terkait Pilkades Lae Hole I Kecamatan Parbuluan dan Palipi Kecamatan Silima Pungga-pungga.
Dikatakan, warga duduk di lantai beralas tikar di depan ruang kerja Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah. Mereka membeli makan masing-masing. Mengurangi rasa dingin, dinding ditutup baliho dari luar bertulis ucapan selamat natal Bupati dan Wakil Bupati.
“Kami rela menahankan dinginnya cuaca demi memperjuangkan keadilan” tandas Robinson.
Ditambahkan, sesuai peraturan, sengketa Pilkades diselesaikan oleh Bupati. Namun aspirasi masyarakat yang diajukan secara tertulis, tidak dituntaskan.
Unjukrasa yang digelar berulang kali tidak direspons serius oleh bupati. Surat yang diajukan tidak nyambung dengan jawaban yang ditandatangani Plt Sekretaris Daerah.
Dipaparkan, pada Pillkades 25 Nopember 2021, suara sah diduga dibatalkan oknum P2KD, mengakibatkan Hemat Silaban calon Kades Palipi dan Ranap Tobing calon Kades Lae Hole I kalah tipis.
Sore hari sebelumnya, Asisten Pemerintahan Setdakab Dairi, Jonny Hutasoit menemui pengunjukrasa. Namun, Parlin Tamba, dari pihak pengunjukrasa, bersikeras hanya mau tuntutan dibicarakan dengan Bupati Dairi.
Hutasoit pun memilih meninggalkan lokasi lantaran merasa kehadirannya tak bernilai. “Ala so mararga do harorongku dison, ba laho ma ahu (karena kehadiran saya tidak berharga, ya saya pamit),” ujar Jonny sembali meninggalkan pengunjukrasa (gbe)