WahanaNews-Dairi | Puluhan massa mengatasnamakan Aliansi Pemerhati Penggunaan Anggaran Negara (AP2AN), berunjukrasa di depan kantor DPRD Dairi dan kantor Bupati Dairi, Selasa (7/2/2023).
Dalam aksi itu, pengunjukrasa membawa beberapa spanduk dan poster. Diantaranya berbunyi," Lengserkan Bupati Dairi (Goblok), Kadis BKPSDM, Sekda, Direktur RSUD Sidikalang mundur, Basmi virus-virus pada RSUD Sidikalang".
Baca Juga:
Viral Mantan Polisi di Labuhanbatu Tuding Kapolres Terima Suap, Kasusnya SP3
Di kantor DPRD Dairi, koordinator aksi, Sennang Berampu dan Robinson Simbolon menyampaikan orasi, kondisi pelayanan RSUD Sidikalang sudah semakin memprihatikan.
Dewan diminta untuk membentuk panitia khusus (Pansus), dan tetap melibatkan rakyat dalam pembahasannya, serta memanggil stake holder yang terkait dengan rumah sakit.
"Kita melakukan aksi untuk kebaikan pelayanan rumah sakit, sehingga tidak ada lagi korban meninggal, dampak kurang baiknya pelayanan," kata mereka.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Janji Bereskan Masalah Tempat Ibadah dan Jamin Keadilan Sosial di Jakarta
Ditambahkan, penonaktifan dokter spesialis kandungan (obgyn) dr Saut Simanjuntak, adalah kebijakan yang salah. Pasalnya, dokter spesialis kandungan di RSUD Sidikalang sangat minim.
Akibatnya, fatal. Penonaktifan dr Saut Simanjuntak yang digantikan dokter lain, telah merengut nyawa 3 bayi. Jumlah dokter di rumah sakit, tidak sesuai dengan jumlah pasien bersalin.
Sanksi kepada dr Saut Simanjuntak sangat merugikan masyarakat. Disebut juga, sanksi itu tidak melalui pemeriksaan Komite Medik.
Orator menambahkan, kontrak kerja dr Tarmizi yang sudah disepakati di Rapat Dengar Pendapat (RDP) dilakukan pertriwulan. Tetapi faktanya, mengangkangi hasil RDP, dengan merubah kontrak kerja menjadi per satu bulan.
Pengunjukrasa menuding eksekutif tidak menghargai lembaga DPRD Kabupaten Dairi. Karena itu, Direktur RSUD Sidikalang diminta berjiwa besar, untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
DPRD pun didesak pengunjukrasa untuk merekomendasikan pencopotan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidikalang, dr Pesalmen Saragih.
Massa menuding, pelayanan RSUD semakin memburuk. Dimana sejak Januari hingga awal Februari, tiga bayi meninggal dalam kandungan, diduga akibat terlambat ditangani.
Di lokasi itu, anggota DPRD Dairi Nasib Marudur Sihombing, satu-satunya legislator yang menerima pengunjukrasa. Dia didampingi Sekretaris DPRD Dairi, Yon Hendrik.
Anggota DPRD Dairi Nasib Marudur Sihombing (kanan), menerima pengunjurasa AP2AN di depan kantor DPRD Dairi, Selasa (7/2/2023) [Foto: WahanaNews/ist]
Nasib mengatakan, 34 anggota dewan lainnya sedang mengikuti agenda penting di luar kabupaten, sehingga hanya dirinya yang tinggal di Dairi.
Nasib mengapresiasi massa menyampaikan aspirasi dengan tertib. Aspirasi yang disampaikan, akan diserahkan langsung kepada pimpinan DPRD Dairi.
Nasib menyebut, langkah pertama terkait kondisi RSUD Sidikalang sudah dilakukan, melalui RDP. Ditambahkan Nasib, akan mengusulkan kepada pimpinan DPRD tentang pembentukan Pansus terkait rumah sakit.
Setelah menyerahkan aspirasi, massa bergerak menuju kantor Bupati Dairi.
Di lokasi itu, orator aksi Robinson Simbolon menyuarakan agar Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu hadir menemui rakyat.
"Aspirasi yang kami bawa adalah persoalan kemanusiaan, karena buruknya pelayanan rumah sakit dan berakibat fatal," katanya.
Dipaparkan, di masa kepemimpinan Eddy- Jimmy, sudah beberapa kali pergantian direktur, tetapi hasil pelayanan tak kunjung membaik.
Bahkan, sesuai hasil identifikasi yang dilakukan, ada ketidakharmonisan antara petugas medis dan ketimpangan dalam pembagian jasa medis.
Harusnya, hal itu bisa diselesaikan bupati, sebagai pembina kepegawaian di lingkungan Pemkab Dairi.
Namun, bila tidak bisa diurus, dampaknya seperti yang terjadi pada Januari hingga awal Februari, 3 bayi meninggal, diduga akibat terlambat ditangani.
"Jika tidak bisa mengurus atau memperbaiki pelayanan rumah sakit, bupati silahkan letakkan jabatan," kata Robinson.
Spanduk pengunjurasa AP2AN di depan kantor Bupati Dairi, Selasa (7/2/2023) [Foto: WahanaNews/ist]
Berselang, Wakil Bupati Dairi Jimmy AL Sihombing didampingi Sekda Dairi Budianta Pinem, Asisten 1 Jonny Hutasoit dan Asisten 2 Eddy Banurea, hadir menemui massa.
Menanggapi orasi massa, Jimmy menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kekurangan pemerintah dalam pelayanan publik.
Diakuinya, permintaan maaf tidak sebanding dengan jiwa yang hilang. Namun, Pemkab Dairi berkomitmen bagaimana pelayanan dasar yang semakin baik kedepan.
Jimmy mengaku tidak pernah mendapat laporan terkait penonaktifan dokter spesialis obgyn, dr Saut Simanjuntak. Kemudian, ia meminta kepada Sekda agar menyampaikan penonaktifan Saut Simanjuntak.
"Aspirasi AP2AN akan kami teruskan teruskan ke Bupati Dairi. Harapan kita, agar pelayanan rumah sakit semakin membaik kedepan," kata Jimmy.
Massa pun kemudian membubarkan diri dengan tertib. Unjuk rasa itu dijaga pihak kepolisian. [gbe]