Dairi.WahanaNews.co, Sidikalang - Penduduk miskin Kabupaten Dairi, Sumatera Utara tahun 2024 sebesar 7.10 persen atau 20,40 ribu jiwa. Garis kemiskinan di Kabupaten Dairi meningkat dari Rp. 463.350 per kapita per bulan pada tahun 2023 menjadi Rp. 402.924 per kapita per bulan pada tahun 2024.
Keterangan Diskominfo Dairi, hal itu disampaikan Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Dairi Marlon Aritonang dalam kegiatan rilis Angka Kemiskinan Kabupaten Dairi Tahun 2024 di ruang rapat BPS Dairi, Jumat (2/8/2024).
Baca Juga:
Sambut Masa Tenang Pilkada Jakarta, KPU Jakbar Gelar Panggung Hiburan Rakyat
Disampaikan Marlon, persentase penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemisikinan tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 0.37 persen dibanding persentase penduduk miskin tahun 2023 sebesar 7.47 persen.
"Indeks kedalaman kemiskinan (P1) menurun sebesar 0.14 poin dari 0.93 pada tahun 2023 menjadi 0.79 pada tahun 2024. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan tahun 2024 dibandingkan tahun 2023," katanya.
Dijelaskannya, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan sebesar 0.02 poin dari 0.17 pada Tahun 2023 menjadi 0.15 pada Tahun 2024. Indeks tersebut menggambarkan penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.
Baca Juga:
Sekjen GEKIRA Partai Gerindra: Pemilukada Damai Bukti Rakyat Cerdas
"Nilai Indeks yang menurun mengindikasikan terjadinya penurunan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin," katanya.
Marlon menyampaikan, perolehan 7.10 persen pada tahun 2024 merupakan persentase penduduk miskin terendah dalam satu dekade terakhir. Sebelumnya, persentase penduduk miskin di Kabupaten Dairi pernah mencapai 9.09 persen pada Tahun 2015.
Pada kesempatan itu, Pj Bupati Dairi Surung Charles Lamhot Bantjin menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada BPS Kabupaten Dairi yang telah bekerja keras dalam mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data yang menjadi dasar pengambilan kebijakan pembangunan.
"Meskipun jumlah penduduk miskin berkurang, masih ada tantangan yang harus kita hadapi dalam mengurangi kesenjangan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin," kata Charles.
Menurut Charles, angka kemisminan menjadi cerminan keberhasilan atau kegagalan berbagai kebijakan pembangunan yang telah diterapkan.
"Mari gunakan data ini sebagai peluang untuk intropeksi diri, melakukan evaluasi, dan sama-sama mencari solusi terbaik. Dengan kerja sama seluruh pihak, maka pembangunan di Dairi akan memberikan manfaat kepada seluruh masyarakatnya," katanya.
[Redaktur : Robert Panggabean]