DAIRI.WAHANANEWS.CO, Sidikalang - Seorang wanita warga Jalan Pandu, Kecamatan Sidikalang inisial MH dilapor ke Polres Dairi, Sumatera Utara, Jumat (23/5/2025).
MH dilaporkan Rejeki Sihombing (33) warga Huta Bangun Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, atas dugaan membuat laporan polisi yang mengandung fitnah sebagaimana dimaksud dengan pasal 317 KUHP.
Baca Juga:
PemkabĀ Karo Raih Opini WTP ke-6 Kali Berturut-Turut Dari BPK RI
"Saya melaporkan tentang pengaduan yang mengandung fitnah atau laporan palsu. Dia (MH) melaporkan saya atas dugaan penyerobotan tanah," kata Rejeki Sihombing kepada wartawan di Sidikalang, Sabtu (24/5/2025).
Menurut Rejeki, yang biasa dipanggil Jack Sihombing itu, merupakan suatu kewajiban bagi setiap manusia untuk menjaga nama baik dari tuduhan orang lain atas fitnah apapun yang pada dasarnya ketika tidak dapat dibuktikan.
"Sebagai aktivis hukum yang saya lakoni selama ini, prinsip equality before the law, semua orang sama kedudukannya dihadapan hukum, maka siapa pun bisa melapor dan siapa pun dapat dilaporkan. Maka barang siapa yang mendalilkan sesuatu terhadap orang lain maka wajib hukumnya orang tersebut untuk membuktikan apa yang didalilkannya," kata Jack.
Baca Juga:
Tiga Terduga Pelaku Pungli di Jalinsum Tigalingga-Tanah Pinem, Ditangkap Polisi
Kronologi diuraikan, berawal dari pelapor melakukan penggalian tanah pondasi untuk mendirikan bangunan. Lokasinya dekat rumah terlapor, berjarak sekitar 40 meter.
Menurut pelapor, terlapor jelas mengetahui dan menyaksikan penggalian tersebut dan dapat memantaunya.
Namun, terlapor membuat patok atau tapal batas secara sepihak tanpa mengundang pelapor untuk menyaksikan secara bersama-sama.
Namun, pelapor mengalah, menganggap bahwa itu sah saja, tidak mempermasalahkannya, sehingga pelapor menarik benang tarik lurus dari tapal batas yang dibuat oleh pihak terlapor untuk memulai pembangunan.
Lalu setelah bangunan selesai berdiri, tiba-tiba terlapor mendatangi pelapor dan meminta agar satu dinding ketika nantinya dia membangun.
Pelapor menolak dan tidak mau satu dinding untuk menghindari kebisingan dan masalah kemudian hari antar tetangga.
Mendengar permintaannya di tolak pelapor, terlapor mengatakan bahwa bangunan tersebut sudah melewati tapal batas dan merasa keberatan sehingga terjadi percekcokan hingga berujung membuat laporan polisi, pengaduan yang diduga mengandung fitnah.
[Redaktur: Fernando]