WahanaNews-Dairi | Bunda PAUD Dairi, Sumatera Utara, Romy Mariani Simarmata-Ny. Eddy Berutu mengatakan, selama ini, terjadi miskonsepsi yang mengharuskan anak yang akan masuk SD harus bisa membaca, menulis dan berhitung (Calistung).
Disebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menerapkan gerakan transisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke sekolah dasar (SD) yang menyenangkan.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
Bunda PAUD se-Indonesia ikut serta mendukung gerakan transisi itu. Artinya, bahwa memang tidak ada keharusan anak didik yang masuk SD harus menguasai calistung.
Hal itu dikatakan Romy saat membuka kegiatan pembekalan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, di halaman Kantor Camat Silima Pungga-pungga, Jumat (7/7/2023), sebagaimana dikutip dari laman resmi Pemkab Dairi.
"Gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan ini juga untuk memastikan anak-anak usia dini mendapatkan kemampuan fondasi atau kemampuan dasar secara menyeluruh," katanya.
Baca Juga:
OTT KPK Bengkulu, Calon Gubernur Petahana Dibawa dengan 3 Mobil
"Gerakan ini adalah gerakan bersama memastikan anak-anak kita mendapatkan hak pendidikan sesuai kesiapannya bersekolah. Memastikan anak memiliki keterampilan, kemampuan, dan kematangan yang holistik, juga sebagai upaya dalam menjaga keselarasan pendidikan anak dari PAUD ke SD sehingga proses peralihan dapat berjalan lancar dan baik," tambahnya.
Romy yang juga Bunda Literasi Kabupaten Dairi itu menyampaikan, bahwa pada hakikatnya tidak ada anak yang bodoh. Namun setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dengan anak lainnya yang kurang kita (orang tua dan guru) pahami sebagai sebuah kelebihan anak.
"Tidak semua anak harus jadi dokter, tidak juga semua anak jadi polisi. Jadi apapun yang menjadi bakat anak kita mari orang tua dan guru ambil tugas untuk mengarahkan, mengembangkannya. Itulah makna pendidikan anak usia dini, agar kita paham potensi anak kita," sebut Romy.