Diharapkan, melalui pelatihan itu akan hadir motif-motif baru ulos tenun Silahisabungan yang tidak hanya digunakan sebagai perlengkapan budaya, namun juga untuk fashion.
Senada, Ketua Dekranasda, Ny Romy Mariani Eddy Berutu menyampaikan, pelestarian ulos bukan hanya pada hasil produknya. Namun regenerasi petenun juga sangat diperlukan agar hasil produk tenun pun semakin variatif.
Baca Juga:
World Water Forum ke-10 Jadi Momentum Dorong Pengelolaan Air yang Adil dan Merata
"Kita ingin melestarikan ulos Silalahi. Banyak partonun kita sudah tua. Keberadaan partonun dalam membuat motif baru pun sangat terbatas. Kami Dekranasda meminta pada Pemkab untuk melatih, agar makin banyak petenun pengganti dengan berbagai motif," ujarnya.
Romy menjelaskan bahwa Dekranasda juga memperkenalkan tenun ulos melalui berbagai pameran sebagai upaya pelestarian, seperti pada pameran Inacraft di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sementara Merdi Sihombing mengatakan, peran pengganti dalam tenun sangat penting, agar motif yang bervariasi bisa dihasilkan. Disamping itu, peran pemerintah memberi perhatian dari hulu hingga hilirnya, juga sangat penting.
Baca Juga:
Cerita Seorang TKSK Cilamaya, Bermanfaat Bagi Orang Banyak adalah Kebahagiaan
Dari hulu hingga hilir harus diperhatikan, termasuk ekosistemnya, atraksi dan display produknya.
"Kita harus bangga jadi warga negara Indonesia, yang memiliki keunikan yang bisa dibandingkan, yaitu budayanya," kata Merdi. [gbe]